Haruskah Kita Menamakan Diri Sebagai Salafiyyun

08.18

Bermadzhab Dengan Madzhab Salafus Shalih Dan Bukan Menggabungkan Diri Kepada Kelompok Tertentu Yang Menamakan Dirinya As-Salafiyyun

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah ketika mensyarah sebuah hadits yang terdapat dalam kitab Al- Arbai'n An-Nawawiyah karya Imam An-Nawawi Asy-Syafii rahimahullah, hadits ke-28 yang dikenal dengan hadits Al-'Irbadh bin Sariyah beliau mengatakan:
"ولا شكّ أنّ الواجب على جميع المسلمين أن يكون مذهبهم مذهب السّلف لا الانتماء إلى حزب معيّن يسمّى السّلفيين، والواجب أن تكون الأمّة الاسلاميّة مذهبها مذهب السّلف الصّالح لا التّحزّب إلى من يسمّى ( السّلفيون) فهناك طريق السلف وهناك حزب يسمى (السّلفيّون) والمطلوب اتباع السلف،إلا أن الإخوة السلفيين هم أقرب الفرق إلى الصواب ولكن مشكلتهم كغيرهم أنّ بعض هذه الفرق يضلّل بعضاً ويبدعه ويفسقه"

 "Tidak diragukan lagi bahwa wajib atas kaum Muslimin untuk bermadzhab (berprinsip) dengan madzhab salafus salih dan bukan menggabungkan diri kepada kelompok tertentu yang menamakan dirinya As-Salafiyyun. Yang wajib bagi umat Islam seluruhnya adalah bermadzhab dengan madzhab salafus salih, bukan berkelompok dengan nama As-Salafiyyun. (Sebab ada dua hal yang berbeda), yakni antara metode salaf dan kelompok yang dinamakan As-Salafiyyun. Dan yang dituntut dari kita semua adalah mengikuti cara beragama salafus salih. Hanya saja, saudara-saudara kita As-Salafiyyun adalah kelompok yang paling dekat dengan kebenaran, akan tetapi masalah mereka adalah sama seperti masalah yang dimiliki oleh kelompok lainnya, bahwa sebagian dari berbagai macam kelompok ini menuduh sesat, bid’ah dan fasik, satu kepada yang lainnya."

Solusinya, menurut Syaikh Utsaimin: Para Pemimpin Kelompok Berkumpul dan Berdiskusi

"ونحن لا ننكر هذا إذا كانوا مستحقّين، لكنّنا ننكر معالجة هذه البدع بهذه الطريقة، والواجب أن يجتمع رؤساء هذه الفرق، ويقولون: بيننا كتاب اللّه عزّ وجلّ وسنّة رسوله فلنتحاكم إليهما لا إلى الأهواء والآراء، ولا إلى فلان أو فلان، فكلٌّ يخطئ ويصيب مهما بلغ من العلم والعبادة ولكنّ العصمة في دين الإسلام."
Beliau rahimahullah juga berkata: "Kita tidak mengingkari hal ini, jika yang dikatakan benar-benar terbukti. Akan tetapi kita mengingkari metode mereka dalam memperbaiki bid’ah-bid’ah yang ada. Yang wajib untuk dilakukan dalam hal ini adalah dengan cara berkumpulnya para pemimpin kelompok. Hendaklah mereka sepakat untuk berkata: "Di hadapan kita ada Al-Quran dan As-Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, kita berhukum pada keduanya dan tidak kepada hawa nafsu atau pendapat, tidak pula kepada fulan atau fulan. Karena semuanya bisa saja benar atau salah, sebanyak apapun ilmu dan ibadah mereka. Akan tetapi yang dijamin kebenarannya adalah agama Islam."
Referensi:
Kitab Arab:
شرح الأربعين النّوويّة، الشّيخ محمّد بن صالح العثيمين، دار ابن الجوزي، القاهرة
Kitab Terjemahan:
Syarah Hadits Arbain, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta
@ Abul Fata, Lc

-----******-----

Jadi, tak perlu bingung. Kewajiban kita adalah mengikuti manhaj salafush shalih, bukan bergabung dengan kelompok tertentu (seperti Salafiyyun). Standar kebenaran dan keselamatan adalah manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah, yaitu mereka yang mengikuti jejak Nabi dan para shahabatnya dalam menerapkan Islam terlepas dimanapun ia berdiri.

Yang bergabung dalam kelompok Salafiyyun pun tidak harus merasa paling sunnah sedangkan yang lain bid’ah dan sesat. Karena standar kesesatan itu bukan karena ia berada di luar kelompoknya.

Jadilah mulsim peniti Ahlussunnah sejati yang lembut kepada saudaranya dan keras terhadap orang-orang kafir. Jangan menjadi perusak ukhuwah dengan sikap keras terhadap muslim di luar kelompoknya, namun tidak sensitiv terhadap musuh-musuh Allah dari golongan kafir dan munafiq.

Artikel Terkait:
Menjawab Tuduhan Fitnah Terhadap HASMI
Menjawab Syubhat Bid'ah Organisasi
Jangan Salah Kaprah Memahami "Harokah"
Nasihat Dr. Solih bin Fauzan Al Fauzan Untuk Pengaku Salafi 
Kenali Kami di Sini..

Artikel Terkait

Previous
Next Post »